Resahku

Kalian bisa bayangkan tidak saat banyak orang yang memusuhi kalian? yang benci kalian? rasanya tidak enak sama sekali. Hidup terasa bergelombang namun datar.

Hari itu, jumat 03 Desember 2021 tepat dimana kami sedang anniversary aku melabrak seseorang yang sudah dengan seenaknya memfitnah, menebar kebencian kepada umum dan semua orang percaya aku yang salah,

yaaa, awalnya memang keluarga aku yang salah, sebulan sebelumnya lupa tepatnya tanggal berapa, yang jelas malam jumat. Ibuku menaruh pasir dan minyak dihalaman rumah tetangga kami, tetangga kami masih bujangan, dia marah, dia WA saya namun belum sempat membuka dia sudah ada didepan gerbang rumah kami untuk memanggil saya “Mba aida, ini nenek nyiram pasir diteras gw maskudnya apa?”

Ini yang saya bilang, kondisi Ibu saya setiap detik saja bisa berubah ubah, saya takut sekali dengan kejadian ini. Saya kalut. Saat itu suami saya belum pulang kerja, dan saya pun baru pulang kerja. Baru istirahat sebentar dikamar.

Kejadian ini awal mula pemicunya adalah ketika beberapa hari sebelumnya Faris bermain dirumah tersebut dan dia terjatuh lalu terpeleset dan ibu menyalahkan kenapa dirumah itu licin dsb entaah saya gatau apa yang ada difikiran ibu saat itu.

Setelah keluar saya langsung minta maaf “Maaf ya bang, maaf,…” lalu aku jelaskan kronologisnya kenapa sampai Ibu begitu, iya aku tau ini ga masuk akal. Lalu dia bilang ” Ya lagi anaknya yang main dirumah gw, masa gw yang disalahin” lalu ibu juga masih ngegerutu dengan halusinasi seperti biasa. Saat itu hanya maaf yang bisa aku ucapkan “Maaf ya bang, maaf ya” berkali kali aku meminta maaf dan dia tetap terlihat kesal.

Lalu aku bawa Ibuku masuk dan aku kunci pintunya dari dalam agar tidak ada lagi keributan yang terjadi diluar. Aku masuk kamar dan segera meminta suami untuk pulang, aku screenshoot chat WA nya yang baru saja aku baca dan aku hanya membalas “Maaf ya dengan emot peluk di WA” karena dluar tadi aku sudah berkali kali mengucapkan maaf namun dia tetap dengan nada kesal. Aku gangerti lagi harus gimana karena aku sendiri kalut dengan sikap Ibuku.

Lalu suamiku pulang, dia marah sama ibuku kenapa buat ulah lagi, mereka berantem sampai seisi rumah berantakan dan aku minta tolong orang orang buat misahin, besoknya aku cuti karena sudah ga ada tenaga atupun semangat lagi dan yaa gw ga bisa dihubungin sama semua orang kantor.

Lalu, Awal desember aku baru sadar bahwa dia membuat status di Facebooknya dengan membully Ibuku dimedia sosialnya, kata katanya banyak yang menyakitkan hati, iya aku tau Ibuku seorang ODGJ, tapi sungguh itu penyakit dan bukan kemauannya seperti itu, kenapa bisa setega itu membuat status di FB yang bisa dilihat banyak orang dengan kata kata yang tidak pantas.

Aku marah, aku screenshoot lalu aku buat status di WA, jujur ini salah, ga seharusnya aku begini tapi saat itu aku kesal sekali. Kenapa sama sekali tidak ada pengertian, aku bingung ngadepinnya gimana.

Dia memang ga lihat, tapi aku tau semua disini adalah mata matanya, saat itu juga sebenarnya aku sedang nginep dirumah mertua bersama anak dan suami, dan anakku sakit akhirnya kami nginep selama 4 hari, dia buat status yang menjatuhkan. Aku dibilang merasa terdzolimi padahal aku sendiri mendzolimi ibuku dengan kabur, dan status-status lainnya,

Aku lelah, aku lelah sekali menghadapi orang itu.
Akhirnya malam itu kita pulang dan besok paginya aku kebawa emosi dan kerumahnya, aku marah, lalu kami adu mulut. Dia mengungkit segala hal. Dia bilang aku bukan cuma punya masalah sama dia tapi sama yang lain juga, katanya aku gapunya mulut karena ga minta maaf sama yang lain, padahal yang lain aja bilang gausah ngomong2 sama ibu kalo dia wa aku, gimana aku kerumahnya, aku takut ibuku curiga. katanya aku gatau diuntung sudah dibantu pas Covid dikasih sembako, soo mereka hanya kasih sembako 1 kali mie beras dan vitamin dan diungkit oke fineee. Lalu dia bilang memang ga cape bersihin bekas pasir dan minyak (i know gw gatau kalo waktu itu ada minyak juga) dan saat itu emang dirumah dia tau ibu dan suami gw ribut gw juga susah, gw ada diposisi serba salah dan ga ada yang bantu, ga ada yang peduli) dan gw dituntut ga membersihkan rumahnya adalah kesalahan besar, padahal saat yang sama gw butuh orang buat nguatin gw tapi ga da.

Aku ada diposisi yang serba salah, mereka buat status yang menyakitkan saat aku covid aku marah mereka marah balik.
Dia buat status menyakitkan saat ibuku relaps, aku marah dia malah marah balik

Kenapa hidup dewasa serumit dan semenyakitkan ini,

Besoknya dia buat status, mencsreenshot wa gw yang cuma ngomong maaf, dan dia bilang apa ini yang dinamakan minta maaf yang tulus, soo you know gw saat kejadian udah minta maaf langsung tapi ga digubris.

Tapi rasanya cape membuat perdebatan dimedia sosial karena engga akan ada habisnya, soo i block semua nomor orang orang yang bermasalah dan gw ga perlu tau status mereka lagi supaya i tidak terpancing lagi.

Sampai detik ini keadaan tidak ada yang berubah, Apa yang harus i lakukan untuk memperbaiki semuanya?


Ternyata menjadi dewasa adalah hal yang sulit dan menyebalkan