Perjalanan Hidup Part 2 (Mengambil Rumah Subsidi)

((((Saat Faris usia 2.5 tahun, kami memutuskan untuk mulai mencari rumah impian, pilihan kami akhirnya jatuh di daerah Gunung Sindur Bogor, selain jaraknya yang masih dekat dari Tangerang, alamnya juga masih asri, akhirnya kami book di Perumahan Subsidi Cibadung Bogor Residence.)))


Hai hai, aku mau terusin ini yaa, iya jadi kami ambil perumahan disini, terbilang masih terjangkau ya harga perumahan subsidinya, sebenarnya pilihannya ada 2, di Tigaraksa atau di Gunung Sindur, tapi akhirnya pilihan kami kesini karena akses menuju Gunung Sindur lebih dekat via BSD.

Perjalanannya dulu sangat iseng sekali, hahaha..

Jadi di sabtu siang, Faris lagi bobo siang, aku iseng ngomong ke suami, “yah yuk kita survei-survei perumahan di daerah gunung sindur” karena sebelumnya teman cerita kalau dia lagi mau ambil rumah didaerah sana, lebih tepatnya sudah booking sih.

Yaudah akhirnya suami meng-iya-kan keabsurd an aku disiang itu, padahal saat itu kami belum memiliki uang hahaha.. (yakan hanya survei aja kan rencananya)

Awalnya kami ke daerrah Ciseeng dan benar sepanjang jalan masuk ke Desa Kuripan dan sekitarnya berjejer berbagai perumahan dari mulai Cluster hingga rumah subsidi.

Tapi ternyata semua tidak menggugah selera kami karena menurut kami jaraknya masih termasuk jauh.
Akhirnya besok2nya aku iseng buat cari-cari via google tercinta dan bertemu dengan 1 perumahan yang lebih dekat dan masih diwilayah gunung sindur, minggu besoknya akhirnya kami janjian dengan salah satu team marketingnya (Bapak Bambang) yang sebenarnya dia juga hendak mengambil rumah disana tapi pada akhirnya dia batal hahaha..

Akhirnya kami booking untuk ambil perumahan di Cibadung Bogor Residence yang pada saat survei hanya tanah merata dan disegel-I bermasalah, tapi kita nekad aja karena katanya permasalahannya sudah selesai.

Saat pertama kami Taunya itu atas nama PT. Yatra Griya Mandiri yang ada dialamat Ruko Natuna dan dikenalkan dengan sosok Bapak Daniel, sampai akhirnya progress pembangunan terlihat dan selama itu pula kami tau tetap Namanya itu(bodohnya) padahal sudah berpindah tangan atas nama PT Cipta Megah Mandiri, baru tau bahkan pas akad kredit, semua DP kami masuk ke PT. Yatra Griya Mandiri.

Ternyata dulu PT ini bermasalah karena Sebagian uangnya tidak diserahkan ke Pemilik tanah dan akhirnya di segel sementara sampai akhirnya semua project ini diserahkan ke PT. Cipta Megah Mandiri. Ini emang salesnya rada nakal ya karena kami saat itu tidak langsung dikenalkan ke PT, Cipta Megah Mandiri huhu.. dan mereka sudah minta DP jauh sebelum akad, padahal di PT. Cipta Megah Mandiiri ini bisa sebelum akad dimulai.
Kami terlalu polos dulu hingga menggangap semua orang itu baik whahahha..

Berkali-kali kami ditipu oleh si sales yang kini entah berada dimana, pertama: dia tidak jujur bahwa PT ini sudah tidak menjalankan perumahan tersebut, kedua: Ternyata setelah di BI Checking kami masuk list daftar hitam BI karena nama aku pernah dipakai kredit motor oleh abangku dan ternyata aku baru tau kalua motor itu tidak dilunaskan(kata abangku motornya ditarik leasing) entah mana yang benar sampai akhirnya aku bayar sisa hutang itu ke leasing tanpa tau motor itu bentuknya kaya apa Huaaa sedih sih part ini (padahal mayan uangnya buat tambah DP) tapi malah untuk ambil BPKB yang entah motornya ada dimana demi menjaga nama baik di Bank, yaah walaupun ternyata ga bisa langsung pulih katanya harus nunggu sekitar 1 sampai 2 tahun hingga tidak masuk ke daftar hitam BI.

Awalnya di sales menawarkan jasa untuk kami berpura-pura cerai dengan membuat surat cerai palsu (Polosnya kami juga kami setujui aja gitu) ya alhasil ga semudah itu maemunaaaaah, intinya gagal deh proses itu tapi uang untuk yang katanya buat surat cerai palsu sudah ditangan dia dan hanguss gaesss.. (sedih bertubi-tubi)

Kami tidak boleh keabisan akal, allhamdulillah adik suami bersedia Namanya dipakai untuk pengajuan rumah subsidi kami, walau cukup sedih karena awalnya aku ingin pakai namaku atau nama suami.

Karena kami booking dari taon 2018 dan baru akad ditahun 2019 apa 2020 aku jadi lupa jhaahaha, intinya harga rumah sudah naik waktu itu dari harga 148.000.000 menjadi 158.000.000 jadi sudah selisih 10juta kaan. Total aku Booking fee 1.500.000, lalu DP pertama ke Developer Yatra 8.000.000 dan pas mau akad inilah kami baru tau kalau dari awal ternyata sudah dipegang oleh PT. Megah Cipta Mandiri ahhahaa aduuh kemana aja aku, setiap lewat kantor pemasaran ga penasaran mau mampir karena kami merasa sudah ditangani sama si sales menyebalkan ini. Pas Aka ada biaya tambahan BPHTB, pembukaan rekening, cicilan pertama, serta kami langsung balik ke SHM dll kami transfer ke rekening PT, Megah Cipta Mandiri ini aku lupa sepertinya sekitar 4.500.000 dan tambahan SHM 1.700.000

Pas Akad, disuratnya kami dikenakan harga baru dong ternyata, saat itu tetangga ada yang kasih tau dan kami komplen lah dengan developer, mereka janji akan mengembalikan 10 juta itu, ternyata dihitungan mereka hanya kembali 6 juta sekkian, inget kan cerita diawal kalua aku kasih DP ke Developer pertama dan mereka bilang dari developer PT, Megah Cipta Mandiri hanya akan mengembalikan 3.000.000 (ini kembali dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan setelah kami komplen) dan sisanya 3.500.000 balik dari PT Yatra dan apa pemirsaaaah, sampai saat ini dan detik ini tidak kembali dan sudah tidak ada kabarnya lagi alias kami harus mengikhlaskannyaaaaaaaaaa…

Jadi kalau dikilas balik, aku mengambil rumah ini dengan harga 158.000.000 dengan DP 11,200,000(Termasuk balik nama SHM dan dikurangi pengembalian dana) tapi aku merasa tetap dirugikan karena apaaa? Dari angka 10.000.000 kelebihan itu ada 10juta+Bunga kaan yang harus aku bayar sampai 15 tahun kedepan. BTW cicilan perbulan 1.205.000 selama 180 bulan jadi:
Rumah Subsidi Cibadung Bogor Residence dengan type 30/60: 180×1.205.000 =216,900,000 + DP 11.200.000 = 228,100,000 (kebetulan aku ambil Syariah jadi flat sampai lunas dan tidak ada pelunasan dipercepat) jadi untung mereka tercatat dalam akad kredit sekitar 60juta sekian exc DP atau sekitar 300ribuan perbulan untungnya. Dan beberapa waktu lalu kami tidak ditarik selama 3 bulan karena mendapat keringanan subsidi dari pemerintah.

Yaudah legowo sekarang rumahnya udah ditangan, udah direnov(nah ini epic moment yang cukup sangat mengecewakan karena bertemu dengan tukang yang tidak berkompeten sekali dibidangnya, tidak jago, tidak ahli, tidak pintar, yaiyalaaah kalo tukang pintar udah jadi insinyuuuur aidaaaa.. karena hasilnya sama sekali bad dan tidak worth dengan biaya yang sudah kami keluarkan.. Syedih yaa banyak perjuangan didalamnya, apalagi sama tetangganya (ini sih paling menguras energi sampai hari ini) huaaa monangis kalo diceritain.. next aku aku bahas soal ini kenapa sampai aku merasa hampa dan dilema.


Tapi gpp ini kan namanya perjalanan hidup yaa, next semoga aku bisa punya rumah komersil yang lebih dekat dengan pusat kota, dan memiliki lingkungan yang lebih sehat dan lebih baik untuk mentalku.

Perjalanan Hidup Part 1 (Menikah, hamil, melahirkan dan memiliki rumah)

Allhamdulillah, Allhamdulillah, Allhamdulillah ternyata setelah lama tidak menyentuh Blog kesayanganku ini, dulu setiap ada masalah aku pasti lari kesini, karena diblog ini aku merasa bisa lebih lega setelah berdoa.

Setelah menikah, hamil, mempunyai anak, rasanya kebahagiaan selalu menghampiri, semua mimpi yang pernah tercatat terwujud dengan indahnya.

Setelah lulus kuliah dan bertemu suami ditempat kuliah, dan aku menceritakan semua getirnya hiduo, dia mampu menerima semua masa lalu dan melangkah ke masa depan, terutama mampu menerima ibuku untuk bisa tetap bersamaku setelah menikah kelak, ingat sekali 3 bulan sebelum menikah Ibu ku kumat yang luar biasa hingga kami(aku dan calon suamiku) membawa paksa ranap kembali untuk ke-3 kalinya ke RS Mardzuki Mahdi Bogor. Berat rasanya, banyak yang harus diurus menjelang pernikahan yang akhirnya membuatku juga ikutan tumbang dirawat karena types. Allhamdulillah setelah aku sembuh dan ibu juga kembali lagi setelah ranap 2 minggu.

Yang pada saat yang bersamaan aku terus mencari Ayah kandungku sebagai wali nikah, sampai akhirnya bisa ketemu dan kami pastikan dia bisa datang saat aku akad  nikah.
Semua moment ini sungguh tidak bisa kami lupakan.

Akhirnya kami menikah 03 Desember 2016, lalu bulan Mei 2017 aku hamil anak pertama, setelah hamil 6 bulan suami mendapat pekerjaan yang lebih baik dan lebih dekat, kebahagiaan terasa semakin lengkap.

Lahirlah anak pertama kami pada 14 November 2017, semenjak anak kami lahir Ibuku jadi semakin adem, terasa berubah karena ia sangat sayang sekali dengan anakku.

Hari hariku terasa semakin berwarna dengan lahirnya Athafaris Ahda Motaz(Faris), tingkah lucu dan menggemaskan yang selalu membuat hari hari kami semakin Bahagia.

Aku masih tetap bekerja dan suami tetap bekerja, setelah melahirkan aku focus untuk bisa tetap memberikan ASI dengan cara diperah, sungguh nikmat Allah yang tiada duanya.

Menikmati masa begadang, mastitis dan laperan, setelah faris 3 bulan aku kembali masuk kerja dan tetap memerah dikantor/ dimanapun pada saatnya aku harus memerah asi.

Setelah Faris 6 bulan aku disibukan kembali dengan persiapan MPASI, oiya aku bertemu dengan group BCNov2017 yang menbuat aku tetap menjadi Ibu yang produktif dan terus belajar menjadi ibu yang baik karena bertemu dengan orang-orang hebat lainnya.

Dirumah Faris berdua dengan Ibuku, dulu kami mengontrak 1 rumah yang sangat nyaman kami tempati, menemukan banyak tetangga baik, Ibu pun dibilang tidak pernah kambuh lagi, senang sekali rasanya.

Tapi Faris dulu sangat alergian, sering berobat dan karena kesibukan kami bekerja dan mengurus faris akhirnya kuliah suamiku tidak jadi tamat.

Aku hobi banget buat permainan Montessori untuk Faris, mengejari dia banyak hal sampai dia benar-benar bisa mengerti semua maksud kami, hanya pas umur 20 bulan akua da merasa red flag dia dalam berbicara masih tergolong lambat (Pembahasan ini akan aku pisah di tulisan aku berikutnya sekalian untuk sharing siapa tau ada yang mengalami hal yang sama dan bermanfaat untuk yang lain ya)

Saat Faris usia 2.5 tahun, kami memutuskan untuk mulai mencari rumah impian, pilihan kami akhirnya jatuh di daerah Gunung Sindur Bogor, selain jaraknya yang masih dekat dari Tangerang, alamnya juga masih asri, akhirnya kami book di Perumahan Subsidi Cibadung Bogor Residence.