HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (SARAF KEJEPIT)

 

Berikut adalah penjelasan lebih jauh mengenai HNP 🙂 dan untuk pembelajaran juga untuk diri saya sendiri

DEFINISI

Penonjolan (herniasi) nukleus pulposus melalui anulus fibrosus disebut sebagai Hernia Nukleus Pulposus

Tulang belakang (vertebra) merupakan tulang pelindung saraf yang keluar dari otak menuju punggung dan ke seluruh tubuh.
Tulang belakang terdiri dari ruas-ruas tulang yang dipisahkan satu sama lain oleh sebuah piringan (diskus Intervertebralis) yang berisi suatu bahan yang lunak, yang berfungsi sebagai bantalan pelindung (shock absorbers). Piringan ini terdiri dari lapisan luar (anulus fibrosus) dan lapisan dalam (nukleus pulposus).

Anatomi struktur tulang belakang

Piringan bagian dalam (nucleus pulposus) ini dapat mengalami herniasi (menonjol keluar dari tempatnya) melalui robekan lapisan luar piringan (anulus fibrosus) karena trauma berat atau peregangan.


 Beberapa kelainan yang dapat terjadi pada diskus intervertebralis

Selain penonjolan (bulging/herniasi), piringan atau diskus ini juga dapat mengalami pengerasan (degenerasi), penipisan (thinning), penipisan piringan disertai pembentukan tulang (osteophyte).

PENYEBAB

Beberapa hal dapat menjadi pemicu terjadinya herniasi atau penonjolan dari diskus intervertebralis, diantaranya adalah :
1.    Usia
Usia berhubungan dengan proses alami penuaan, dimana semua jaringan tubuh mulai mengalami kelemahan sejalan dengan pertambahan usia. Kelemahan dari diskus ini memudahkan terjadinya kerusakan, robekan dan penonjolan. Dengan adanya tekanan atau beban yang tinggi, bagian dalam diskus (nukleus pulposus) dapat menonjol keluar melalui robekan atau bagian yang lemah dari anulus fibrosus.

2.    Peregangan hebat/trauma berat
Kebiasaan mengangkat benda berat dengan cara yang salah dan obesitas dapat  meningkatkan risiko dan menyebabkan terjadinya robekan atau trauma yang cukup berat pada diskus di daerah tulang belakang terutama daerah punggung bagian bawah (pinggang).

GEJALA

Tidak ada gejala yang akan dirasakan selama penonjolan diskus tersebut tidak menekan atau mengiritasi saraf tulang belakang disekitarnya. Bila terjadi penonjolan yang menekan saraf tulang belakang yang berada di sekitarnya, maka akan timbul gejala-gejala neurologis yang timbul tergantung pada daerah saraf tulang belakang yang mengalami penekanan atau iritasi.

Penonjolan diskus yang menekan dan mengiritasi saraf tulang belakang
Lokasi yang paling sering mengalami herniasi adalah diskus tulang belakang daerah leher (vertebra cervical C5/C6) dan daerah pinggang/punggung (vertebra lumbar L4, L5 dan S1). Kedua daerah tersebut memiliki risiko yang paling besar karena adanya beban konstan yang diterima karena aktifitas kita sehari-hari.


Susunan tulang belakang / vertebra manusia
Gejala utama yang dirasakan umumnya adalah rasa nyeri atau sakit. Nyeri bisa bervariasi mulai dari nyeri ringan atau perasaan tidak nyaman sampai nyeri hebat yang membuat seseorang tidak dapat bergerak seperti biasanya. Keluhan dapat bertambah hebat ketika kita melakukan aktifitas fisik.

Cervical Hernia Nucleus Pulposus

Tulang belakang daerah leher memiliki beban yang cukup besar karena harus menopang beban berat dari kepala dan karena luasnya pergerakan (range of movement) yang dapat dilakukan oleh persendian di daerah leher
Apabila material pembentuk disk/piringan (nucleus pulposus) tersebut keluar dan mulai menekan saraf di sekitarnya, maka akan timbul gejala akibat iritasi saraf leher yang berupa :
•    Nyeri tajam dan menetap yang dirasakan di daerah leher, bahu dan pundak (bahu bagian belakang)
•    Nyeri atau sensasi rasa terbakar (burning sensation) yang menjalar sepanjang persarafan mulai dari leher, lengan, tangan dan jari-jari tangan
•    Nyeri yang berhubungan dengan pergerakan leher dan kepala
•    Ketegangan dan kekakuan yang dirasakan di area leher, bahu dan pundak
•    Nyeri kepala
Namun tidak jarang penonjolan nucleus pulposus di area leher ini tidak memberikan gejala sama sekali dan dapat mengalami penyembuhan sendiri.


Saraf-saraf yang terpengaruh akibat herniasi di daerah vertebra cervical

Lumbar Hernia Nucleus Pulposus

HNP yang terjadi di tulang belakang (vertebra) daerah lumbar lebih sering dikaitkan karena proses degenerasi. Kelainan umumnya terjadi di area L4/L5, L5 dan L1/S1 dari tulang belakang. Tulang belakang bagian lumbar (lumbosacral vertebra) menyokong beban tubuh secara keseluruhan dan bertanggung jawab terhadap fleksibilitas dan  pergerakan dari  tulang pinggang. Kombinasi dari pergerakan, beban dan tekanan yang terjadi akibat aktifitas sehari-hari dan disertai adanya proses degenerasi, akan semakin meningkatkan risiko terjadinya kerusakan atau sobekan dari diskus intervertebralis bagian luar (anulus fibrosus) dan menyebabkan herniasi dari nucleus pulposus. Obesitas, kebiasaan mengangkat benda berat dengan cara yang salah (cedera ringan berulang) dan trauma tiba-tiba, dapat meningkatkan risiko kejadian Lumbar HNP.
Apabila herniasi nucleus pulposus telah menyebabkan penekanan pada saraf di area tersebut, maka akan timbul gejala-gejala neurologis seperti :
•    Nyeri daerah pinggang/punggung bagian bawah (lower back pain). Rasa nyeri yang timbul tergantung dari lokasi terjadinya penekanan atau iritasi saraf yang terkena. Nyeri bisa bervariasi mulai dari nyeri ringan sampai nyeri hebat yang membuat seseorang tidak dapat bergerak seperti biasa.
•    Nyeri atau sensasi rasa terbakar (burning sensation) yang menjalar sepanjang persarafan mulai dari pinggang, bokong, kaki hingga jari-jari kaki (Sciatic pain).
•    Kesemutan, kelemahan pada satu atau kedua tungkai, atau hilangnya sensasi dan reflex-reflex tubuh.
•    Kelumpuhan tungkai, jika terjadi penekanan yang hebat.
•    Gangguan berkemih atau buang air besar, jika HNP mengenai cauda equina (yaitu bagian bawah saraf tulang belakang yang melebar). Pengendalian untuk berkemih atau buang air besar bisa terganggu, misalnya menjadi tidak dapat berkemih atau tidak mampu menahan keinginan untuk buang air besar.


Saraf-saraf yang terpengaruh akibat herniasi di daerah vertebra lumbar
DIAGNOSA

Adanya keluhan nyeri dan gejala penyerta yang sesuai dengan lokasi herniasi dan penekanan saraf, disertai adanya faktor risiko obesitas dan aktifitas mengangkat beban berat sebelumnya yang mungkin menimbulkan trauma/cedera merupakan kecurigaan awal terjadinya HNP.

Pemeriksaan MRI atau CT scan dapat mengidentifikasi penyebab dan menentukan lokasi terjadinya HNP secara pasti.

PENGOBATAN

Prinsip penatalaksanaan Hernia Nucleus Pulposus adalah :
1.    Terapi Konservatif / Terapi Non Bedah
Pengobatan pada kondisi akut ditujukan untuk mengurangi/menghilangkan nyeri dan mencegah bertambah buruknya penekanan saraf yang terjadi.
Beberapa cara yang dianjurkan pada kondisi akut adalah :
•    Penderita diharuskan untuk istirahat dan mengurangi aktifitas fisik.
•    Dapat dilakukan tindakan untuk merelaksasi otot dan meredakan nyeri, dengan pemberian kompres dingin (seperti ice pack) atau panas (seperti heating pad), serta penggunaan obat penghilang nyeri sederhana, untuk mengurangi keluhan.
•    Tidak dianjurkan untuk dilakukan pemijatan/pengurutan, karena justru akan membahayakan dan meningkatkan iritasi saraf yang tertekan.
•    Kadang diperlukan pereda nyeri yang diberikan secara suntikan pada kasus-kasus nyeri yang sangat hebat.
Pengobatan lain ditujukan untuk mencegah memburuknya kondisi herniasi dan mencegah berulangnya kondisi akut akibat penekanan saraf, dengan cara :
•    Modifikasi gaya hidup untuk menurunkan berat badan yang berlebih
•    Menerapkan pola aktifitas / bekerja yang benar terutama yang berhubungan dengan posisi  dan beban saat mengangkat benda
•    Melakukan terapi fisik dan latihan untuk meregangkan dan memperkuat otot-otot punggung.
•    Penggunaan brace (alat support) untuk daerah yang mengalami kelemahan.
•    Dilakukannya tindakan manipulasi berupa tarikan (traksi) pada tulang belakang menggunakan alat khusus.

Cara mengangkat beban Penggunaan Brace/Korset

Terapi konservatif ini umumnya ditangani oleh Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik
2.    Terapi Operatif / Terapi Bedah
Umumnya kondisi herniasi nucleus pulposus hanya  membutuhkan terapi konservatif, bahkan keluhan dapat hilang dengan sendirinya. Namun terapi bedah kadangkala diperlukan, apabila dengan terapi secara konservatif tidak memberikan hasil maksimal. Tindakan bedah dapat berupa pengangkatan herniasi diskus (discectomy), penggabungan tulang belakang (spinal fusion), atau mengangkat bagian tulang belakang dan mengurangi tekanan pada saraf (laminektomi).

PENCEGAHAN

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya HNP :
•    Melakukan olahraga teratur untuk memperkuat otot, sehingga dapat menstabilkan dan menyokong tulang belakang  dengan lebih baik.
•    Menjaga postur tubuh yang baik, untuk mengurangi tekanan pada tulang belakang dan diskus intervertebralis. Menjaga postur tubuh untuk tegak, terutama saat duduk lama.
•    Mengangkat benda berat dengan posisi tubuh yang benar, dengan lebih bertumpu pada kaki dan bukan punggung.
•    Menjaga berat badan ideal. Berat badan yang berlebih memberi tekanan lebih besar pada tulang belakang dan juga diskus intervertebralis, sehingga lebih berisiko untuk terhadinya herniasi.

Referensi:http://www.flexfreeclinic.com/detail-artikel/hernia-nucleus-pulposus-saraf-kejepit-30

CERVICAL SYNDROM (Apa itu HNP Cervical?)

nyeri leher

Untuk sebagian orang yang bingung dan bertanya apa itu HNP cervical, karena yang paling sering terjadi adalahb HNP Lumbal. Maka kurang lebih penjelasannya adalah sebagai berikut yang saya kutip dari blog yang tercantum dibawah ini 🙂 

 

 

 

 

 

Cervical syndrome adalah sindrome atau keadaan yang ditimbulkan oleh adanya iritasi atau kompresi pada radikssyaraf cervical yang yang ditandai dengan adanya rasa nyeri pada leher (tengkuk) yang dijalarkan ke bahu dan lengan sesuai dengan radiks yang terkena. Rasa nyeri yang dijalarkan ini disebut nyeri radikuler, artinya bahwa rasa nyeri tersebut berpangkal pada tempat perangsangan dan menjalar ke daerah persyarafan radiks yang terkena, dimana daerah ini sesuai dengan kawasan dermatom. Manifestasi nyeri tengkuk dapat berlokasi di daerah tengkuk sendiri atau menyebar ke tempat lain, daerah sebaran yang terbanyak adalah anggota gerak atas dan kepala.

PENYEBAB CERVICAL SYNDROME

Terdapat dua penyebab timbulnya cervical syndrome yaitu :

1. Foramen intervertebralis menyempit

  • Terbentuknya osteofit atau eksostosis yang masuk ke dalam foramen interveterbralis sehingga dapat menekan radiks.
  • Adanya penipisan dari diskus intervertebralis sehingga keadaan ini akan mendekatkan jarak kedua pedikel yang membentuk foramen intervertebralis. Namun demikian adanya penyempitan foramen intervertebralis harus disesuaikan dengan gejala dan tanda yang dikeluhkan penderita dan ditemukan dalam pemeriksaan.

2. Foramen intervetrebalis tetap utuh

  • Peradangan dari syarafnya sendiri misal radikulitis
  • Dorongan dari tumor, abses atau pendarahan oleh karena trauma tumor
  • Radiks mengalami tarikan, misalnya pada trauma whiplast (pecut) yaitu trauma oleh karena anggukan kepala yang intensif yang didahului oleh tengadahan kepala, dimana radiks dorsalis C5, C6, dan C7 teregangdan mengalami reksis.
  • HNP cervikalis yang paling sering terdapat diantara C5 dan C6 serta antara C6 dan C7 sehingga menekan radiks C6 dan radiks C7.

syaraf cervikal

GEJALA DAN TANDA

Syaraf cervikal yang berperan pada persyarafan bahu, lengan sampai jari-jari adalah syaraf cervikal yang berasal dari segmen-segmen medula spinalis C5, C6, C7 dan C8. Berdasarkan keterangan di atas, radiks-radiks dari segmen inilah yang memegang peranan timbulkan cervical syndrome.

Gejala dan tanda dari gangguan masing-masing radiks spinalis seperti terlihat pada skema di bawah ini.

Radiks Nyeri dijalarkan dari leher ke Kelemahanotot-otot Gangguan sensibilitas Refleks tendon
C5 Bahu bagian bawah dan lengan atas bagian lateral SupraspinatusDeltoideusInfraspinatus

Biseps

Permukaan ventral lengan atas dan bawah Refleks biseps tidak terganggu/menurun
C6 Bagian lateral (radial) lengan bawah BisepsBrakhiradialis Permukaan ibu jari da tepi radial dari lengan Refleks biseps menurun/menghilang
C7 Bagian dorsal lengan bawah Triseps Permukaan jari telunjuk, jari tengah dan dorsum manus Refleks triseps menurun/menghilang
C8 Bagian medial lengan bawah Otot-otot tangan interosei Jari kelingking dan jari manis Refleks biseps dan triseps tidak terganggu

 

DIAGNOSA KLINIS

Untuk menegakkan diagnosis cervical syndrome dapat dilakukan berdasarkan gejala dan tanda seperti atas. Meskipun demikian pemeriksaan sebaiknya harus dilakukan secara teliti. Untuk mengetahui adanya rasa nyeri tengkuk yang bersifat radikuler dapat dilakukan tes-tes seperti berikut ini :

1. Tes kompres Lhermite

Yaitu penderita disuruh duduk kemudian dilakukan kompresi pada kepalanya dalam berbagai posisi (miring kanan, kiri, tengadah, menunduk). Hasil tes ini dinyatakan positif bila pada penekanan dirasakan adanya rasa nyeri yang dijalarkan.

2. Tes Valsava

Yaitu penderita disuruh mengejan dengan epiglotis tertutup. Hasil tes positif bila timbul rasa nyeri yang dijalarkan

3. Tes Naffziger

Yaitu kedua vena jugularis ditekan kemudian penderita disuruh mengejan. Hasil tes positif bila timbul rasa nyeri yang dijalarkan.

 

TERAPI

Berhubung cervical sindrome hanya merupakan kumpulan gejala maka terapinya akan bergantung pada etiologi yang didapat pada pemeriksaan. Sebagai contoh :

1. Bila penyebabnya adalah akibat dari trauma whiplast, maka dengan istirahat akan menjadi baik kembali.
2. Bila oleh karena spondilitis, maka dapat dilakukan rehabilitasi medik.

Program rehabilitasi medik antara lain fisioterapi dan pemasangan alat bantu seperti cervical collar.
alat bantu leher
3. Bila disertai dengan tanda-tanda medula spinalis ikut terganggu dan pemeriksaan mielografi didapatkan adanya tumor, maka dapat dilakukan operasi.

 

Situs: http://jani-orthoprost.com/cervical-syndrom-nyeri-leher.html